LP2M. Corong- Masih hangat di ingatan kita bersama, pada tanggal 28 September 2018 kemarin, telah terjadi bencana alam yang menimpa Provinsi Sulawesi Tengah. Beberapa daerah tercatat mengalami kerusakan parah diantaranya Palu, Sigi dan juga Donggala.
Tidak hanya meruntuhkan pemukiman warga dan prasarana umum saja, tetapi bencana ini juga mengakibatkan ribuan korban jiwa terenggut. Di tambah lagi, kondisi para korban bencana yang cukup memprihatinkan akibat lambatnya bantuan yang disebabkan oleh jalan yang rusak, sehingga menyulitkan petugas relawan untuk mengakses dan membawa bantuan logistik ke daerah-daerah yang ikut terkena dampak bencana.
Menyaksikan hal tesebut, ternyata sangat menyentil rasa kemanusiaan pada orang-orang diluar wilayah bencana. Salah satunya adalah Kampus Tribakti. Melalui kegiatan penggalangan dana yang dilakukan oleh kampus tersebut beserta Republik Kedaulatan Mahasiswa (RKM) -nya sangat membantu meringankan derita korban bencana ini.
Keberangkatan tim rescue dari kampus ini diiringi bekal do’a oleh Bapak Dr. A. Jauhar Fuad, M.Pd selaku Wakil Rektor II dan Bapak Wasito, M.Pd.I selaku Wakil Dekan III Fakultas Tarbiyah.
Dalam penggalangan bantuan tahap pertama, Tribakti berkolaborasi dengan AONS Malang, yang merupakan ikatan mahasiswa alumni pondok pesantren modern al-Istiqamah Ngatabaru,Sulawesi Tengah. Sebagai warga Palu yang hidup jauh di perantauan, ternyata tak membuat mereka hanya duduk diam sambil meratapi musibah yang
memporakporandakan kota tercinta, namun mereka ikut berperan aktif melakukan penggalangan dana dan bantuan logistik untuk meringankan beban saudara-saudara mereka yang terkena bencana alam. Penggalangan dana dan bantuan keduanya lakukan dengan menyebar poster elektronik melalui sosial media. Setelah terkumpul, barulah bantuan logistik diterbangkan dengan pesawat hercules menuju Palu dan segera dibagikan kepada korban bencana Pasigala.
Perjuangan tak berhenti, Tribakti kembali ikut berkontribusi. Kali ini, mereka lebih fokus pada perbaikan pendidikan yang sempat terhenti akibat bencana alam. Bantuan tahap dua ini pun diwujudkan Tribakti dengan ikut mendirikan Sekolah “BANUATAPURA” yaitu sebuah sekolah yang dikhususkan untuk anak-anak korban bencana gempa dan likuifaksi yang terletak di Loru.
Arief Syah menjelaskan “Kegiatan ini tentu saja tidak akan terlaksana tanpa adanya bantuan dari segala pihak, diantaranya keluarga besar Tribakti Lirboyo Kediri, para sahabat alumni As’adiyah, IKPM Gontor Sulselbar dan keluarga besar pondok pesantren modern al-Istiqomah Ngatabaru serta keluarga besar Pondok pesantren Walisongo satu dan dua”, tutur mahasiswa Tribakti asal Sulawesi Tengah tersebut selaku humas dari Sekolah Banuatapura.
Saat ini, Sekolah Banuatapura sudah dalam proses penyelesaian. Dan akan segera dapat digunakan untuk proses belajar-mengajar bagi anak-anak korban bencana alam. Selain itu, sekolah ini juga telah menyiapkan tenaga pengajar handal yang kelak akan mengisi materi-materi pelajaran bagi siswa-siswinya.
Penulis : Arif Syah (Mahasiswa Tribakti Fakultas Tarbiyah)
Editor : Rohimin (Redaktur Online)