22.5 C
Bandar Lor
Jumat, September 22, 2023

Toleransi Antar Lintas Agama

Oleh:M Audi Aenu Syafiq

Indonesia termasuk Negara kepulauan, Negara yang besar memiliki banyak suku, bahasa, budaya, dan perbedaan agama. Di Indonesia ini ada 6 aliran Agama (Islam, Budha, Hindu, Konghucu, Kristen dan Katolik). Saya bangga menjadi warga Indonesia akan semua perbedaan ini.

Indonesia memiliki banyak Propinsi, tersebar disemua wilayah  yang ada di Indonesia, berpegang pada ideologi Pancasila, di dalam ideology tersebut tidak berpihak atas satu golongan saja dan tidak memandang mana yang kaya, dan miskin, semua itu dipandang rata di dalam Negara ini.

Setiap wilayah mempunyai budaya atau kearifan local tersendiri, diantaranya dalam suku dan adat berpaian, bahasa, dan rumah adat yang memiliki ciri khas tersendiri, seperti suku jawa yang berpakaian kahs orang jawa (blangkon, batik dan kebaya). Kita juga bisa melihat gamelang, gong, suling dan angklung yang menjadi alat music tradisionalnya, ataupun lagu (gundul pacul dan ole olang) yang menjadi lagu penuh makna dan lain-lain.

Baca Juga:  Banyak MABA yang terlambat, bagaimana tanggapan Mahasiswa baru lainnya?

Semua itu dari bentukan budaya local, masyarakatnya tidak ada yang bentrok satu sama lain, tidak ada perpecahan antar golongan dari budaya itu sendiri, itu semua dikarenakan memegang penuh ideologi pancasila yang ke 5,”Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Dalam kutipan tersebuat, bisa dijadikan acuhan oleh Negara, agar tidak membedakan satu sama yang lainya. Negara indonesia ini adil berpendapat bermusyawaroh dan bertoleransi, semua itu tunduk pada perintah tertinggi (presiden).

Menjadi kepala Negara harus bisa melihat kondisi masyarakatnya, di daerah saya masyaraktnya masih minim dalam sektor pendidikan, bahkan lurah desa masih lulusan smp dari Rt, bahkan semua pamong masih minim atas pendidikan, yang menjadi keunggulan desa saya masih erat memegang erat kearifan lokalnya.

Baca Juga:  Tentang Sebuah Cinta

Bahwasanya kepedulian satu sama lain terbangun, seperti kita bisa melihat contoh di daerah lainya, namun minimnya pendidikan bukan suatu hal yang menjadikan beban satu sama lainya, bahkan yang membuat saya kagum dengan antara lain, ada warga yang sakit  masyarakat di daerah tersebut langsung membuat inisiatif menjenguk dan menghibur yang sedang mendapatkan musibah.

Pemimpin desa khususnya di daerah pegunungan sangat minim dan masih polos dalam memimpin desanya tersebut, dalam hadis diriwayatkan

“Bangsamu berharap banyak darimu, maka persenjatailah dirimu untuk masa depan dengan ilmu dan akhlak mulia”

Dari hadis tersebut kita harus memiliki pondasi ilmu pendidikan dan akhlak yang harus dijaga, meskipun di daerah pegununganpun sekalian, walaupun masyarakatnya kurang berpendidikan, akan tetapi dalam toleransi seperti bermusawaroh di desanya masih kuat untuk menjaga kearifan lokalnya, budaya dan terutama bahasa santunya, tidak memandang satu sama lain di mata masyarakatnya dan khususnya dalam bertoleransi dalam kehidupan bermasyarakat.

Mungkin Terlewat

Stay Connected

15,334FansSuka
1,332PengikutMengikuti
7,578PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_img

Trending