Lp2m.Corong-Seminar Kebangsaan dan Nobar Film Dokumenter Sejarah Nahdlotul Ulama (Nu), terlaksa di aula gedung Dinas Pendidikan Kota Kediri, Rabu 23/10.
Dengan diramaikan peserta dari santri se-kota Kediri, acara yang berlangsung sekitar jam 14.00 Wib berjalan lancar. Acara ini membawa tema menarik “Peran Pemuda Milenial Nu Untuk Indonesia” yang dilaksakan oleh Pondok Pesantren Al-Makruf Kedunglo Kediri.
Pada acara seminar kebangsaan kali ini mengadirkan pemateri handal, yaitu bapak Mahfud selaku pembicara pertama, M. Baihaqi Ulinnuha atau akrab di sapa Gus Bay sebagai pembicara ke dua, dan Isnan Elsam selaku Moderator.
Mahfud pada kesempatanya, mengulas tentang sejarah dan rekam jejak perjuangan Nahdlotul Ulama (Nu). Dalam jejak-jejak fungsi dari Nu berada di gerakan pesantren, bahkan di era penjajahan Jepang, intel sangat susah mencari orang Nu yang melakukan perlawanan, karena tempat diskusi dan pembuatan poster dan baliho berada di langgar (musholla).
“Sejak lahir Pesantren menjadi paku bumi Indonesia, gaya hidup pesantren menjunjung tinggi nilai kreatifitas dalam melakukan pengusiran penjajah”, Tutur Mahfud.
Tak kalah menarik juga, M. Baihaqi Ulinnuha atau lebih akrab disapa Gus Bay memberikan penjelasan tentang santri milenial, ia mengulas tentang generasi muda kader Nu di masa kini dimana dan bercerita tentang rekap jejak Wahid Hasyim.
Dalam kesempatanya, gus bay memberikan sepatah kata untuk generasi muda Nu, “Jika ingin memperbaiki, perbaikilah dari bawah dan beilaj kontribusi yang real untuk bangsa dan negri”, tutur gus bay.
Gus bay bercerita tentang rekam jejak Wahid hasyim membuat system pendidikan baru di tebuireng yang berhaluan pendidikan modern dan agama“Dari banyaknya santri, tidak mungkin semua jadi santri”. Lanjutnya.