23.2 C
Bandar Lor
Rabu, September 27, 2023

Seminar BEM-I Menepis Subordinasi Media Terhadap Kaum Perempuan Di Media Sosial

Badan Eksekutif Mahasiswa Institut (BEM I) dan Korps PMII Putri (KOPRI) Komisariat Tribakti gelar seminar keperempuanan di Aula Tarbiyah Institut Agama Islam Tribakti Kediri(IAIT) (28/2).

Dengan mengusung Tema Konstruk perempuan dalam media sosial. Mengingat Media sosial merupakan kemenang utama di era milenial ini, ditambah lagi media sosial kini marak membidik perempuan sebagai obyeknya, bahkan perempuan selalu menjadi topik yang menarik dari segala bentuknya.
Banyak konten-konten yang sebenarnya mengandung cyber bullying dan cybercrime untuk mengkonstruk perempuan, namun pemilik konten dengan cerdas membungkus rapi seperti dalam periklanan yang kini cenderung menjadi sarana legimitasi hegemoni ideologi maupun pelestari dominasi ideology patriarkis, Yang mana bentuk subordinasi perempuan mudah sekali dimunculkan.

Baca Juga:  Seminar kebangsaan bertajuk hegemoni politik terhadap perguruan tinggi indonesia.

Menyikapi hal tersebut perempuan dituntut cerdas dalam menyikapi bebrbagai hal terutama dalam menggunakan media sosial.

“Karena jika ada kecerobohan dalam penggunaan media sosial terhadap perempuan, ini karena diri perempua sendiri yg tidak memilah-milah mana yang harus di lakukannya mana yang tidak”, tutur dosen STAIBA, Dr. HJ. Noer cholida Badrus, M.Pd.i.

“erempuan di zaman ini bisa dilihat dari dua sisi positif dan negatifnya. Positifnya perempuan banyak mengaktualisasikan diri dari pekerjaan yang terbatas sampai pada pekerjaan yang bersifat domestik (produktif dan lebih luas). Negatifnya media massa dari segi profil dan kerjanya menunjukkan sisi luas sehingga menurut beliau berdampak kurang baik”, tutur Sheila Farikha, M. Pd. I, selaku pemateri kedua.

Baca Juga:  Meneliti Atau Tak Ber-Tridarma

Banyak terjadi body shaming kepada perempuan tetapi yang menjadi subjeknya pun perempuan. Perempuan hanya maju pada bidang teknologi saja bukan pada SDM dan akhlaknya tidaklah maju, tuturnya.

Prosentase pengguna media sosial saja kebanyakan adalah dari perempuan dibanding dengan laki2. Selisih nya antara 76 % perempuan dan 72 % laki, dan dari sekian banyak media sosial ternyata yg banyak di gunakan yaitu youtobe.

Melihat fenomena tersebut, apakah perempuan patut disalah kan? Dengan tegas dosen tribakti ini menjawab Iya. ‘Karena menjadi wanita modern itu boleh, tapi sisi konsefatifnya pun harus dijaga tandas Ibu Sheila Farikh,M,Pd.i.

“Lantas dalam menyikapi konstruk media sosial harus mampu memilah dan memilih media sosial yang bisa mengangkat dan membentengi diri, karena memang itu kuncinya gerakan media sosial yang luar biasa ini. Sepanjang pengirim media itu bisa menangkis, ya kita bisa terkendali. Kalau semua itu dihadapi maka tidak bijak”, tutur Dr.Hj. Noer Cholida Badrus, M.Pd.i. yang juga menjadi pembicara di acara seminar keperempuanan tersebut.

Baca Juga:  BEM FS Hadirkan UUPA di Tengah Mahasiswa

(Ind/Tta)

Mungkin Terlewat

Stay Connected

15,334FansSuka
1,332PengikutMengikuti
7,578PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_img

Trending