Profil

Pers Mahasiswa di Universitas Islam Tribakti Lirboyo Kediri (selanjutnya disebut Tribakti) memiliki sejarah yang panjang. Sejarah Pers Mahasiswa Tribakti berbeda dari sejarah Pers Mahasiswa di tempat lain. Sejarah ini muncul karena factor factor yang ada di Tribakti sendiri. Bahkan kecil kaitanya dengan factor yang ada diluar Tribakti. Pers Mahasiswa bukanlah lahir dari keadaan yang kosong yang mencoba untuk diadakan dengan maksut dan tujuan yang main main, akan tetapi mereka ada karena ada urgensi yang dirasa sehingga berusaha membuat solusi dengan mengadakat organisasi pers Mahasiswa khususnya di Tribakti juga. Akan tetapi factor Urgen inilah yang membedakan orgnisasi pers Mahasiswa Tribakti muncul.

Sejarah ini dimulai dari ormawa ekstra kampus yang mengalami kegelisahan di bidang penyampaian pendapat mereka. Hal ini tak bisa dilepaskan dari kultur di Tribakti bahwa didalamnya terdapat Ormawa yang besar sebagai pelopor mengadakan diskusi diskusi di bidang Filsafat. Ormawa ini bernama PMII yang sudah mengibarkan sayabnya sejak sebelum lembaga Pers Mahasiswa ada. Para kader dari Ormawa ini sering mengadakan diskusi, akan tetapi mereka tak bisa menyalurkan hasil dari diskusinya. Sehingga hal ini memuncul kegelisahan bagi mereka karena meskipun diskusinya sudah banyak akan tetapi percuma tak dapat menyalurkannya. Sehingga pada Tahun 2003 pertama kali di Tribakti diadakan lembaga Pers Mahasiswa yang bernama LP2M (Lembaga Pers dan Penelitian Mahasiswa) untuk menampung semua aspirasi dari kader Ormawa ini. Direktur yang pertama menjabat pada tahun ini adalah Ali Mashar. Lp2m pada awal adanya ini karena sangat terpengaruh oleh kader ormawa maka diskusi dan karya karyanya sama sama dengan ormawa yaitu yang bergerak dibidang Filsafat.

Selanjutnya masuk pada tahun 2008 Lp2m ini mengalami kekosongan atau dapat dikatam mati suri karena tak ada gerakan yang dilakukan. Keadaan ini terjadi karena sepinya peminat yang mau ikut dalam organisasi ini. Dan akhirnya pada tahun 2013 Lp2m mulai berusaha bangkit kembali karena di inisiatori oleh beberapa pemikir dari anggota anggotanya.

Dimasa ini karena berusaha menghidupkan kembali dari kekosongan sementara dapat disebut sebagaia masa perintis kedua. Pada masa ini direkturnya bernama Alfian Zulfikar dan pimretnya adalah Heru Setiawan yang sekarang akrab dipanggil dengan nama Mbah Heru. Sedangkan defisi wartawan pada saat itu adalah Isnan yang juga berusaha berjuang bersama yang lain untuk menghidupkan kembali Lp2m Tribakti. Pada masa ini karena Lp2m sebelumnya mengalamu kekosongan maka Pimrednya sendiri pada saat menjabat belum melakukan PJTD. Meskiun demikian hal ini tak menjadi masalah yang menghalangi semangat untuk kembali menghidupkan Lp2m Tribakti sehingga pada masa itu ada kesempatan PJTD yang dilaksanakan di Tulungagung dari LPM Dimensi. Akhirnya anggota dan kepengurusan Lp2m Tribakti ikut serta dalam pelaksaan PJTD ini karena baru mendapat kesempatan.

Setelah menyelesaikan acara PJTD para pengurus dan anggota Lp2m Tribakti ini tidak langsung kembali akan tetapi ikut ke kantor LPM Dimensi yang saat itu sudah berada di masa jayanya. Hal ini tergambarkan diantaranta dari terpilih dan menjadinya ketua DK PPMI Tulungagung yang cangkupanya adalah …. Para pengurus dan anggota LP2M Corong akhirnya belajar dari situ dan berusaha diterapkan di lembaganya sendiri sehingga munculah karya baru dari LP2M yaitu majalah yang pertama kali terbit pada tahun 2014.

Setelah itu Lp2m Tribakti terus berkembang melebarkan pengaruhnya hingga salah satunya terlihat pada tahun 2017 di Tribakti didirikan kepengurusan DK PPMI Kediri atau KORWIL III yang melepaskan keanggotanya dari DK Tulungagung yang diinisiatori diantaranya oleh Isnan yang merupakan alumni dari Lp2m Tribakti.

Timbulnya semangat menghidupkan kembali dari anggota dan kepengurusan Lp2m tribakti ini tentunya bukan muncul secara tiba tiba. Factor utamanya adalah semangat untuk menulis yang dipegang kuat oleh anggota dan pengurus pada masa itu. Jadi dapat digambarkan terdapat orang orang yang suka di bidag kepenulisan akan tetapi wadahnya untuk menyalurkan itu sedang mengalami kekosongan sehingga berusaha untuk membangkitkan kembali wadah itu sehingga dapat menyalurkan potensi potensi Mahasiswa khususnya dibidang kepenulisan.

Sejarah ini perlu untuk direfleksikan bersama agar dapat diambil manfaatnya tidak hilang dengan sia sia dimakan oleh usia. Tanpa adanya sejarah maka keadaan akan sulit untuk berkembang karena ibarat bangunan yang kehilangan pondasi. Sejarah merupakan alat untuk membidik masa depan dan menjadikaanya semakin baik dan bermanfaat