Lp2m.Corong – Lembaga Pers dan Penelitian Mahasiswa (LP2M) Corong, menggelar kegiatan bedah buku karya Ross Tapsell yang berjudul Kuasa Media di Indonesia. Acara yang berlangsung di Read Café Kediri, Sabtu (28/09) tersebut, dihadiri oleh beberapa komunitas, pers mahasiswa dan teman-teman La Societe Institut.
Acara tersebut, mengusung tema Kuasa Media di Indonesia. Hadir pula tiga narasumber yang akan membedah buku tersebut, yaitu Achmad Hidayatullah selaku Sekjen Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia (PPMI) dewan kota Kediri, Makrom Ubaid dari Peneliti di La Societe dan Faqih Alfian Dosen ilmu politik di Universitas Brawijaya, ketiga narasumber tersebut hadir dengan semangat kajian ilmu media.
Dalam kesempatan tersebut, narasumber mengatakan “buku karya Ross Tapsell jelas bukan barang baru, penelitian yang disajikanya lewat buku ini berusaha menjawab dua pertanyaan umum,”, tutur Makrom selaku narasumber.
Pertama, apa dampak revolusi digital dalam produksi berita dan informasi? Kedua, bagaimana perubahan media digital di Indonesia mempengaruhi cara kekuasaan digunakan?
Digitalisasi media mensyaratkan modal infrastruktur multiplatform yang tidak kecil sehingga perusahaan-perusahaan kecil sulit mengungguli investasi para konglomerat. Akhirnya, digitalisasi membuat industri makin terkonsentrasi dan menjadi wadah para elit untuk memainkan kekuasaannya, terlebih regulasi soal kepemilikan media di Indonesia tak pernah jelas.
“Ross menjabarkan dengan gamblang kepentingan korporasi yang mengambil alih dan mendominasi lanskap media di Indonesia. Elit pun leluasa membuat konten yang mempengaruhi masyarakat. Mereka makin kaya sehingga dengan mudah mencaplok perusahaan kecil yang selama ini ngos-ngosan bertahan”, tutur Achmad Hidayatullah selaku narasumber.
“Ross, dalam hasil penelitianya berpendapat bahwa lanskap media di Indonesia didominasi oleh delapan konglomerat yakni Chairul Tanjung (Trans Corporation), Hary Tanoesoedibjo (Global Mediacom), Eddy Sariaatmadja (Emtek), keluarga Bakrie (Visi Media Asia), Surya Paloh (Media Group), James Riady (BeritaSatu), Dahlan Iskan (Jawa Pos), dan Jacob Oetama (Kompas Gramedia)”, tutur Fakih Alfian selaku narasumber.
Para konglomerat ini sadar pentingnya memiliki portfolio multiplatform. “Kekuasaan mereka kian kokoh berkat perangkat peraturan neoliberal dan pro pasar bebas yang memungkinkan perusahaan media menjadi penyedia konten sekaligus jaringan. Tujuan utamanya adalah membangun ekosistem yang menghubungkan media, bisnis daring, dan infrastruktur komunikasi”, lanjutnya.
Reporter: Usman