Lingkungan Sosial, Kemiskinan dan Ketimpangan

0
24

Negara Indonesia merupakan negara yang kaya dengan memiliki +- 700 bahasa, 400 suku bangsa, enan agama dan jarak yang menentang luas antara sabang sampai merauke sekitar 5.120 KM, jarak yang hampir sama ketika orang Indonesia pergi haji ke Arab. Ruang yang cukup luas dan beragam isi isi didalamnya. Perlu diketahui juga bahwa dinegara negara maju tak jarang mereka hanya memiliki sedikit suku tapi terdapat konflik yang hebat dan lama. Di Indonesia sendiri perbedaan tersebut sudah merupakan kebiasaan sehari hari maka dengan semboyan bhineka tunggal ika semua bisa hidup bersama sama.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa tanah air kita Indonesia sudah merdeka sejak 17 Agustus 1945. Negara ini berdiri dari perjuangan para penduduknya yang rela mengorbankan jiwa, raga, dan hartanya. Tujuannya tak lain dan tak bukan adalah membuat negara Indonesia merdeka dari penjajahan yang dilakukan oleh negara lain. Tak hanya penjajahan secara eksistensi tapi juga penjajahan dari segi esensi atau kesadaran yang terselubung didalamnya.

Baca Juga:  Komisariat Tribakti Bedah Buku Kritik Ideologi Radikal

Indonesia, dengan memiliki kekayaan yang melimpah ruah itu sudah seharusnya dapat dimanfaatkan oleh penduduknya. Mereka yang membutuhkan tanah untuk bercocok tanam dapat melakukannya di depan awalnya dengan nyaman, mereka yang ingin mencari ikan dapat pergi kelautan yang luas, mereka juga berburu binatang ke hutan dengan ini mereka memanfaatkan hutan yang dimiliki oleh Indonesia. Sehingga dapat menjadikan masyarakat sejahtera sesuai dengan apa yang dicita citakan sejak diperjuangkan beberapa puluh tahun silam.

Kesejahteraan merupakan perkara yang fundamental di tuntut oleh semua golongan yang berada di sebuah negara juga terkhusus Indonesia. Kesejahteraan ialah keadaan tercukupinya kebutuhan seseorang dan juga tidak berlebih. Sehingga kesetaraan ini menyaratkan adanya berimbangan antara kebutuhan yang dapat tercukupi tapi tidak melebihinya sehingga dapat menjadikan Boros.

Lalu pertanyaanya apakah Indonesia sudah mendapatkan apa yang diinginkan?

Mewujudkan Kesejahteraan di sebuah negara erat kaitannya dengan usaha untuk mengurangi kemiskinan. Karena kemiskinan merupakan faktor pendorong yang paling sadar untuk menjadikan masyarakat menjadi sejahtera. Kemiskinan di Indonesia merupakan permasalah yang peluk dan sudah lama diusahakan untuk di atasi. Pemerintah kerap kali membuat kebijakan yang berusaha mengatasinya seperti di rezim Jokowi sekarang dengan membuat Kartu Indonesia Pintar, Kartu Indonesia Sehat, dll.

Baca Juga:  Antara Dunia Kampus dan Dunia Matrix

Menurut Badan Pusat Statistiksa persentase penduduk miskin di Indonesia ternyata mengalami penurunan pada Maret 2023 sebesar 9,36 persen, terlihat menurun 0,21 persen poin jika dibandingkan dengan September 2022 dan menurun 0,18 persen poin terhadap Maret 2022. Jadi terdapat pada Maret 2023 sebesar 25,90 juta orang, menurun 0,46 juta orang terhadap September 2022 dan menurun 0,26 juta orang terhadap Maret 2022. Ini merupakan kebijakan yang dibuat pemerintah cukup berdampak positif bagi pertumbuhan perekonomian di Indonesia.

Tapi, apakah benar penurunan kemiskinan itu di rasakan oleh seluruh rakyat Indonesia? Apakah benar Indonesia sudah benar dan tepat sasaran untuk mengatasi kemiskinan yang mengandaikan adanya kesejahteraan setelah itu? Data ketimpangan di-Indonesia ternyata menunjukkan yang sebaliknya. Pada Maret 2023, tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Indonesia yang diukur menggunakan Gini Ratio adalah sebesar 0,388. Angka ini meningkat 0,007 poin jika dibandingkan dengan Gini Ratio September 2022 yang sebesar 0,381 dan meningkat 0,004 poin jika dibandingkan dengan Gini Ratio Maret 2022 yang sebesar 0,384.

Baca Juga:  Hikmah Dibalik Kontroversi Kata Kafir vs Mawāṭīn

Ketika kemiskinan terdapat penurunan maka kesenjangan mengalami peningkatan, itu artinya penurunan kemiskinan hanya dirasakan oleh segelintir orang. Jadi alih alih tambah baik perkembangan perekononianya akan tetapi itu hanya berlaku bagi sebagian orang dan semakin kesini semakin terkonsentrasi. Yang kaya makin kaya yang miskin makin miskin kira kira gitu ketika diungkapkan. Kebijakan yang dibuat oleh pemerintah mengenai pengatasan kemiskinan di-Indoensia ternyata belum cukup efektif ketika dihadapkan permasalahan di realitas, lalu apa yang dapat dilakukan? Lanjut di bagian selanjutnya.

Penulis: Fahmi
Editor: Afwan

Artikulli paraprakKuliah di Negeri Orang
Artikulli tjetërLangit perjuangan