31.4 C
Bandar Lor
Rabu, November 29, 2023

KH. M. Anwar Manshur, Sang Salafiyah dan Ilmiyah.

M. Anwar Manshur atau yang kerap disapa dengan panggilan Mbah War lahir tanggal 01 Maret 1938 M di lingkungan Pondok Pesantren Lirboyo, putra dari pasangan KH. Manshur Jombang dengan Nyai Salamah, putri ketiga pendiri Pesantren Lirboyo KH. Abdul Karim.

M. Anwar Manshur melepas masa lajangnya dengan menikahi Nyai. Umi Kulsum, putri dari KH. Mahrus Aly. Buah dari pernikahannya, beliau dikaruniai delapan orang anak. Tiga anak laki-laki dan lima anak perempuan.

Di tengah perjalanan rumah tangganya yang harmonis, KH. Anwar Mansur ditinggal wafat oleh istri tercintanya. Setelah istri pertamanya meninggal dunia, KH. M. Anwar Manshur menikah dengan Nyai Husnah binti KH. Ahyat.

Namun, manusia hanyalah makhluk ciptaan Allah dan pasti akan kembali kepadanya, Nyai Husnah istri kedua beliau juga meninggal dunia.

Di tinggal oleh kedua istrinya,  KH. M. Anwar Manshur menikah untuk ketiga kalinya dengan Nyai Mahfudzotin dari Pondok Pesantren Peterongan Jombang. Dari pernikahannya yang terakhir, KH. Anwar Mansur hanya di karuniai seorang anak perempuan.

Sejak kecil,  KH. M. Anwar Manshur diasuh di Lirboyo. Riwayat pendidikannya dimulai dengan menimba ilmu di Pondok Pesantren Pacul Gowang Jombang (pondok ayahnya sendiri). setelah itu, menimba ilmu di Pondok Pesantren Tebuireng sampai tingkat tsanawiyah dan untuk selanj utnya meneruskan pendidikannya ke Pesantren Lirboyo, kota Kediri.

Sering berjalannya waktu, Lirboyo semakin dikenal masyarakat luas dan bertambah banyak santri yang berdatangan dari berbagai penjuru nusantara. Bukan hanya santri putra saja yang ingin menimba ilmu di Lirboyo, banyak dari kalangan santri putri pun ingin belajar di sana.

Baca Juga:  Kiyai yang sangat Istiqomah dan Disiplin : KH Abdul Karim

Pada akhirnya  KH. M. Anwar Manshur mendirikan pondok pesantren baru yang diberi nama Pesantren Hidayatul Mubtadiat khusus santri putri yang didirikan pada tanggal 1 muharram 1406 H/15 September 1985 M.

Sebenarnya gagasan ini muncul dari inisiatif KH. Mahrus Aly yang menyuruh beliau untuk mendirikan pondok putri. karena atas dasar perintah KH. Mahrus Aly, beliaupun menjalankannya.

Di era Masyarakat Ekonomi Asia (MEA), Sistem pendidikan terus berkembang mengikuti semangat zamannya. mulai dari kurikulum, fasilitas mewah dan alat teknologi canggih yang dapat menunjang proses belajar mengajar.

Demikian pula yang terjadi pada sebagian pondok pesantren salafiyah, saat ini banyak mengalami perubahan-perubahan baik dalam sistem pendidikan maupun kurikulumnya.

Dahulu pondok pesantren kebanyakan menggunakan sistem bandongan dan hanya menjadikan kitab kuning sebagai kurikulum pendidikan. kini sudah banyak sebagian pesantren yang mengembangkan lembaganya dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi serta menambahkan pelajaran umum sebagai kurikulumnya.

Hal itu tidak berlaku bagi sebagian pesantren yang masih berpegang teguh dan konsisten pada pendidikan salaf. Salah satunya Pondok Pesantren Lirboyo (Induk) yang di asuh oleh  KH. M. Anwar Manshur.

Beliau tetap mempertahankan dan menjaga orisinitas pendidikan salaf yang telah digariskan oleh sesepuh Lirboyo. Bahkan  KH. M. Anwar Manshur sendiri tidak berani dan takut untuk merubahnya. karena dalam mengembangkan pendidikan pondok pesantren, KH. M. Anwar Manshur mempunyai prinsip “Melestarikan Pendidikan lama yang baik dan mengambil sesuatu yang baru yang lebih baik”.

Baca Juga:  KH Abdullah Kafabihi Mahrus, Tauladan Pemimpin Sejak Muda

Keorisinilan itu, dibuktikan ketika ada tawaran dari kementrian Agama (KEMENAG) untuk menambahkan kurikulum pelajaran umum sebagai syarat Pesantren Lirboyo bisa diakui secara formal. Akan tetapi,  KH. M. Anwar Manshur tetap berpegang teguh terhadap pendidikan salaf yang telah diwariskan oleh sesepuh Lirboyo. Bukan hanya sistemnya yang masih terjaga.

Beberapa insfrastrukturpun peninggalan sesepuh yang dibuat untuk sarana ibadah dan tempat belajar para santri masih nampak di ponpes ini. seperti langgar angkring, pondok lama dan gerbang lama. karena Mbah Manab, sapaan akrabnya KH. Abdul karim ketika merintis pondok itu bukan hanya membangun secara fisik saja tapi disertai dengan riyadhah (usaha batin).

Sebagai salah satu pengasuh Pesantren Lirboyo,  KH. M. Anwar Manshur sangat perhatian dan telaten kepada santri-santrinya baik putra maupun putri. sering kali  KH. M. Anwar Manshur menasehati para santrinya agar rajin dalam belajar dan tekun dalam beribadah untuk senantiasa mensucikan hati dan pikiran agar ilmu yang sedang di pelajari mudah di terima. kemudian dalam mendidik santrinya beliau lebih menekankan akhlak.

Santri itu harus mempunyai akhlak yang baik, terpuji dan berbudi luhur karena itu cerminan santri sejati dan seorang santripun harus bisa membaca al-Qur’an, sekarang ini banyak sekali santri lulusan pesantren yang tidak bisa membaca al-Qur’an. Selain itu,  KH. M. Anwar Manshur juga menanamkan dasar aqidah yang kuat dalam rangka membentengi diri dari berbagai macam aliran-aliran islam yang menyimpang.

Baca Juga:  KH. Mahrus Aly, Kiyai Sekaligus Tokoh Perjuangan Kemerdekaan.

Dalam hubungannya dengan masyarakat dapat dibilang terjalin baik,  KH. M. Anwar Manshur tak jarang menghadiri acara ketika di undang oleh tetangga ataupun masyarakat sekitar. Karena selain pengasuh pondok juga sebagai tokoh masyarakat yang memang seharusnya menjadi sosok teladan bagi mereka.

M. Anwar Manshur adalah sosok kiai sepuh yang amanah dalam menjalankan pendidikan di Pondok Pesantren Lirboyo.  KH. M. Anwar Manshur terus berjuang mengembangkan pondok agar bisa bertahan meskipun dengn model pendidikan salafnya. Di mata keluarga, KH. M. Anwar Manshur adalah seorang teladan bagi anak-anaknya yang istiqomah dalam beribadah dan mengajar.

Selain itu,  KH. M. Anwar Manshur juga suka bersilaturrahmi, karena meniru kebiasaan baik yang sering dilakukan oleh KH. Marzuki dan KH.Mahrus Aly.

Sebagai seorang ayah  KH. M. Anwar Manshur sering berpesan pada putra putri nya untuk mengarahkan pendidikan anak-anaknya itu di pondok pesantren. Jika anak di didik di pesantren pasti memiliki nilai lebih entah dari sisi ahklak dan akhidah dan itu yang terpenting.

Karena melihat realita, situasi dan kondisi lingkungan masyarkat sekarang ini tidak sehat. Maka dari itu, pesantren adalah salah satu tempat pendidikan agama untuk menyelamatkan generasi muda dari pengaruh zaman dan pergaulan bebas yang dapat menghancurkan masa depan anak-anak bangsa.

 

Mungkin Terlewat

Stay Connected

15,334FansSuka
1,332PengikutMengikuti
7,578PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_img

Trending