LP2M.Corong- pengacara Hotman paris Hutapea menggelar kegiatan Tolk Show bersama Hotman Paris dan Soan pesantren Lirboyo Kediri, Senin (15/7/19).
Acara dibuka pada pukul 16.00 yang dipimpin oleh bapak Wasito M. Pd.I, selaku pembawa acara dalam acara tersebut.
Terlihat Hotman Paris duduk berjajaran bersama para pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, KH. Abdullah Kafabihi Mahrus dan KH. An’im Falahuddin Mahrus dan bersandingan dengan walikota Kediri bapak Abdullah Abubakar. serta tidak lupa ia menyapa para santri yang antusias ikut serta dalam acara Hotman Paris Showan Pesantren Lirboyo.
Acara berlanjut pada pembukaan dan menyayikan lagu kebangsaan republik Indonesia serta tidak ketinggalan lagu kebangsaan Nahdotul Ulama’ (NU), Hubbul Waton.
Acara berjalan dengan lancar dilanjut dengan sambutan dari KH. Abdullah Kafabihi Mahrus selaku pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo Kediri sekaligur Rektor IAI Tribakti.
Acara berlangsung khidmat dan memasuki acara inti yang di pimpin oleh KH. Reza Ahmad Zahid selaku wakil rektor 1 dan selaku pimpinan pondok pesantren Al-Mahrusiyah Lirboyo Kediri.
Dengan gaya bahasa lelucon khasnya, KH. Reza Amad Zahid memberikan panggilan khas kepada Hotman Paris dengan panggilan GUS Hotman, dan mempersilahkan Gus Hotman untuk mengisi podium dan memulai acara Tolk show dan showan pesantren dengan tema Hoax, Visual, dan Busy.
Mula-mula Hotman paris mengatakan kaget setelah melihat tema yang tertera, “saya biasanya kalo di undang keseluruh Indonesia untuk mengisi acara Motivasi, how to be international lawyer, bagaimana untuk menjadi sukses”. Tuturnya.
Namun yang namanya pengacara ya mentalnya nggak boleh kecil, harus mau menerima tema apapun, seperti halnya sekarang yang ada di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, jelasnnya.
Disana Hotman Paris sempat menceritakan pengalamannya selama 36 tahun bergelut dalam dunia hokum dan mengatan satu-satunya putra Indonesia yang pernah mendapatkan kesempatan 10 tahun menjadi asisten dari berbagai pengacara bule di Makarentaera yang anaknya menjadi pendiri Gojek.
Hotman Paris juga sempat mengatakan bahwa, sangat sulit menjadi asisten pengacara bule, karena di paksa untuk mampu menguasai bahasa inggris dengan baik, namun itulah jam terbang yang membuat saya sukses, dan dia sempat mengatakan bahwa, “jadi pengacara tidak bisa sukses jika hanya gelar yang di perbanyak, melainkan jam terbang yang tinggi”.
Diungkapkan hotman paris, soal perkembangan media sosial, bukan hanya soal hoax yang sangat sering kita temukan di media, dan menimbulkan ancaman pidana, ada beberapa hal yang mendatangkan ancaman pidana, yakni menyebarkan konten yang berbau asusila dapat dijerat hukuman 6 tahun penjara, beserta pencemaran nama baik, dengan menyebarkan ke media sosial.
Dihadapan para santri dan mahasiswa Hotman juga mengingatkan jangan sampai menggunakan Nomor telfon atau media lainnya untuk mencemarkan nama baik seseorang, karena hal itu akan berujung kasus pidana.
Rhm/Ind