Menerka, meraba-raba dan seterusnya dimalam 16 juni setelah meredupnya lampu panggung dan lantunan dzikir serta irama shalawat yang merasuk dalam hati begitu luar biasanya malam ini. Hingga suatu ketika terbesit ditengah suasana syahdu itu terdengar dari depan panggung menanyakan brapa jumlah mahasiswa Universitas Islam Tribakti yang ada dimalam ini, lalu ada tiga orang yang mengangkat tangannya dari sebelah kanan panggung disambut juga segerombolan mahasiswa dari atas panggung tepatnya dilantai dua kampus ikut angkat tangan seraya menginformasikan bahwa mereka juga mahasiswa Universitas Islam Tribakti. Apakah dari banyaknya manusia dimalam ini yang menjadi mahasiswa Universitas Islam Tribakti hanya tiga orang disebelah kanan panggung dan segerombolan dilantai dua yang jumlahnya takkurang dari tujuh orang dimalam ini. Faktanya, tidak mereka memilih menjadi para tamu umum dan tidak mengangkatkan tanganya karena mereka mulai berpikir dan merasakan keanehan dikampus ini sebagai mahasiswanya mereka tidak pernah melihat kegiatan selain acara dzikir dan sholawat dimalam hari paling-paling buka puasa bersama saat ramadhan. Makanya sebagian mahasiswa tidak ikut mengangkatkan tangannya karena kebingungan.
Jikalau, Universitas Islam Tribakti itu angker. Organisasi kemahasiswaannya antara tidak berani atau tidak diizinkan melakukan kegiatan setelah magrib tiba. Harus ada dzikir dan sholawatnya jika ingin melaksanakan kegiatan sampai malam hari karena jika tidak seperti itu ditakutkan akan banyak kejadiaan yang tidak diinginkan dari pihak kampus dan organisasi kemahasiswaannya. Semisalkan kesurupan dan penampakan Aliansi Jin Indosiar.
Kalau, organisasi kemahasiswaan tidak berani mengapa tidak selalu berdzikir dan bersholawat didalam hati untuk mengusir setan di Universitas Islam Tribakti dan cara untuk dimudahkannya perizinan melalui isyarat Tuhan kepada para dosen dikampus agar terbebas dari keangkeran supaya dikemudian hari organisasi kemahasiswaan diizinkan untuk melakukan kegiatan dikampus pada malam hari.
Kalau, pihak kampus tidak mengizinkan adanya kegiatan pada malam hari bukan karena alasan keangkeran di Universitas Islam Tribakti. Kenapa, acara dzikir, shalawat dan buka puasa bersama diizinkan padahal malam hari? Padahal kalau regulasinya harus ada unsur dzikir dan shalawat kan bisa didalam hati.
Bingung, namun ini semua sudah terjadi. Bahwa sampai malam ini pihak kampus tidak pernah memberikan kesempatan untuk organisasi kemahasiswaan menggelar kegiatannya dimalam hari. Mungkin karena begitu angkernya Universitas Islam Tribakti atau memang hanya mengizinkan kegiatan malam hari dikampus untuk dzikir, shalawat dan buka puasa bersama dibulan ramadhan saja sehingga tidak ada celah untuk mahasiswanya untuk berbuat hal-hal lain kecuali dalam rangka mendekatkan diri pada ilahi.