LP2M.Corong- BEM Fakultas Tarbiyah (13/07) mengadakan Pengajian umum dalam rangka Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) di Mushola Roudhotul Abidin Pasar Bandar.
Pengajian yang dengan tema “Meneladani Makna Qurban dalam Kehidupan Beragama, Berbangsa, dan Bernegara” ini diisi oleh H. Agus Muhammad Wazid Husni, M.H. I. Sebelum masuk ke pembahasan tema, beliau memberi testimoni mengenai mahasiswa Tribakti terdahulu yang juga ikut merawat mushola sekitar kampus.
“Jika kalian mahasiswa Tribakti ingin menjadi profesor, seperti rektor prof. Maftuhin IAIN Tulungagung dan juga prof. Nur Ahid sebagai direktur IAIN Kediri, maka ikutilah merawat mushola disekitar kampus. Karena beliau semua alumni Tribakti yang juga ikut merawat mushola ketika masih menjadi mahasiswa”.
Dalam cerita sejarah qurban, dapat diambil hikmah putra nabi Ibrahim as yaitu nabi Ismail as bahwa ia merupakan anak yang sangat berbakti kepada Allah SWT dan orang tuanya. Untuk mendidik seorang anak bisa seperti nabi Ismail, perlu dididik dengan ilmu agama dan ilmu pengetahuan umum.
“Jika jenengan ingin mempunyai anak yang taat seperti nabi Ismail, didiklah anak-anak kita dengan dua ilmu yaitu agama dan ilmu umum. Dengan dua ilmu tersebut, anak kita bisa taat kepada agama yang mencangkup Allah dan orang tua, dan seorang anak bisa taat untuk kepada hasil putusan Bangsa”
Beliau juga mengungkapkan, bahwa Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia juga merupakan hasil rumusan para Kyai.
“Dulu, Pancasila yang pertama berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa, dan Menjalankan Syariat bagi para pemeluknya. Dari bunyi sila tersebut, orang yang beragama selain Islam datang ke Jakarta untuk mempertanyakan pasal yang pertama. Sehingga, sowan lah Soekarno ke Mbah Hasyim Asy’ari dan dirumuskan sila pertama sesuai yang kita ketahui”
Fitri, sapaan akrab wakil gubernur fakultas tarbiyah mengungkapkan bahwa acara ini merupakan sebagian upaya merefleksi bagaimana beragama dan berbangsa dengan nilai yang ada di peristiwa sejarah awalnya qurban.
“Sesuai tema yang kita angkat, bahwa agenda pengajian ini sebagai upaya kita untuk beragama dan berbangsa dengan baik dengan nilai yang ada di peristiwa qurban”.
Tjahjo